BKPM Yakin Realisasi Investasi Smelter Tepat Waktu
TEMPO.CO, Jakarta
- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar
optimistis investasi pembangunan fasilitas pengolahan mineral (smelter)
terealisasi tepat waktu. Sebab, hingga saat ini, berdasarkan pantauan
BKPM, belum ada laporan masuk soal kendala investasi pembangunan smelter yang sebelumnya didaftarkan oleh para investor.
“Proses invetasi smelter terus berjalan sampai sekarang, dari segi pemantauan kami tidak menerima laporan yang berbeda sehingga progresnya masih sesuai rencana,” ujar Mahendra ketika ditemui seusai acara ANZ di Hotel Melia, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2014. (Baca juga : Dahlan Minta PT Timah Garap Mineral Sisa Olahan)
“Proses invetasi smelter terus berjalan sampai sekarang, dari segi pemantauan kami tidak menerima laporan yang berbeda sehingga progresnya masih sesuai rencana,” ujar Mahendra ketika ditemui seusai acara ANZ di Hotel Melia, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2014. (Baca juga : Dahlan Minta PT Timah Garap Mineral Sisa Olahan)
Mahendra mengatakan, karena dalam pemberian izin investasi ada batasannya, maka jika kontak sudah habis, izin tersebut bisa ditinjau kembali. Namun, kata dia, sampai sekarang tidak ada yang masuk ke dalam kategori daftar investasi yang harus ditinjau. “Jadi kami berpikir sudah sesuai dengan rencana,” ujar Mahendra.
Sebelumnya, BKPM telah menerbitkan izin pembangunan smelter bagi 28 perusahaan. Mahendra mengatakan izin yang diberikan untuk membangun smelter tersebut sudah cukup banyak dan bisa untuk menampung seluruh produksi. (Baca juga : Antam Bisa Tetap Ekspor Mineral hingga 2017)
“Sekarang tugas kami lebih kepada memantau proses investasi itu berjalan dengan baik, jadi untuk tahun ini bukan pada peningkatan jumlah investasinya namun lebih kepada implementasi dalam pelaksanaannya,” ujar Mahendra.
Dalam daftar invetasi BKPM, tercatat 28 perusahaan tersebut terdiri atas empat industri pengolahan bauksit, tujuh pengolahan biji besi, empat belas pengolahan nikel, dan tiga pengolahan tembaga. Total nilai investasi dari 28 perusahaan ini mencapai Rp 150 triliun.
Adapun tahun ini BKPM menargetkan realisasi investasi bisa mencapai Rp 456 triliun. Salah satu perusahaan yang membangun smelter adalah PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Perusahaan ini adalah perusahaan patungan antara PT Aneka Tambang dan perusahaan asing asal Jepang. PT ICA membangun smelter di Kalimantan Barat yang akan mengolah bauksit menjadi chemical grade alumina. (Lihat juga : Kisruh Ekspor Mineral, Asosiasi Ajukan Uji Materi)
Lalu ada perusahaan patungan antara Krakatau Steel dan Aneka Tambang yang bernama PT Meratus Jaya Iron & Steel. Perusahaan ini membangun smelter di Kalimantan Selatan yang akan mengolah pasir besi menjadi sponge iron.
Kemudian ada PT Delta Prima Steel. Perusahaan yang dihasilkan dari penanaman modal asing (PMA) ini akan melakukan pengolahan pasir besi menjadi sponge iron di Kalimantan Selatan. Selain perizinan smelter, BKPM juga telah menerbitkan perizinan di industri biodiesel kepada 58 perusahaan dengan keseluruhan nilai investasi mencapai Rp 40 triliun.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/02/18/090555461/BKPM-Yakin-Realisasi-Investasi-Smelter-Tepat-Waktu
Berikut nama-nama perusahaan yang sudah membangun smelter
dengan pemurnian 100%:
PT Monokem Surya
yang mengolah zircon di Cikarang
PT Delta Prima
Jaya Steel yang mengolah pasir besi di Kalimantan Selatan
PT Indoferro yang
mengolah nikel di Kalimantan Selatan
PT Kratau Posco
yang mengolah besi di Cilegon
PT Indotama Ferro
Alloy yang mengolah mangan di Purwakarta
PT Indonesia
Tahyan yang mengolah alumina di Kalimantan Barat
PT Cahaya Modern
Mining yang mengolah nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Selain 10 perusahaan itu, ada beberapa perusahaan tambang
lainnya yang kini masih dalam proses konstruksi, yaitu;
PT Bintang Delapan
di Morowali Sulawesi Tengah yang memurnikan nikel hingga 53%
PT Sebuku Iron
mengolah bijih besi hingga 40%
PT Kembar Emas di
Sulawesi Tenggara memurnikan nikel hingga 35%
PT Lumbung Mineral
Sentosa di Bogor memurnikan timah hitam hingga 35%
Ă‚ PT Multibaja
Industri memurnikan nikel 25% di Tuban, Jawa Timur
PT Sumberdaya
Prima baru memurnikan pasir besi 20% di Sukabumi, Jawa Barat
PT Citra Jaya
memurnikan nikel 8%.
Daftar link perusahan terkait: