JIA INDONESIA [ JAVA INDUSTRIAL AGENCY ]: Daftar Perusahaan Pabrik Pengalengan Ikan & Udang di Indonesia

Daftar Perusahaan Pabrik Pengalengan Ikan & Udang di Indonesia

CPRO makin fokus ke olahan udang

Oleh Raka Mahesa W - Senin, 23 Mei 2011

http://photo.kontan.co.id/photo/2011/06/21/1750214277p.jpg

JAKARTA. PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) akan membeli mesin baru untuk pengolahan udang. Nilai investasi untuk alat tersebut berkisar Rp 20 miliarâ€“Rp 30 miliar. Emiten ini akan menggunakan kas internal untuk menutup kebutuhan dana.

CPRO menjelaskan, fasilitas produksi baru itu memungkinkan variasi produk yang lebih banyak serta hasil yang lebih baik. â€œPendapatan bisa ditingkatkan dari harga jual. Kenaikan harga jual bisa dilakukan dengan meningkatkan nilai jual,â€ kata Mahar Sembering, Presiden Direktur CPRO, pekan lalu.

Kondisi ekonomi negara tujuan ekspor CPRO yaitu Amerika dan Eropa yang saat ini sedang mengalami krisis ekonomi menjadi pertimbangan perusahaan. â€œKami tidak bisa mematok kenaikan harga karena bergantung pada kemampuan penyerapan pasar di negara tersebut," kata Mahar.

Namun dia mengatakan, tahun lalu CPRO berhasil menaikkan harga rata-rata 18%-20% dibanding tahun 2009, menjadi US$ 8,65 per kg udang. Tahun ini, CPRO akan kembali berusaha menaikkan harga jual produknya.

Dengan asumsi adanya kenaikan nilai jual, manajemen CPRO mematok target pendapatan tahun 2011 sama seperti tahun sebelumnya, sebesar Rp 6,24 triliun.

Tahun ini, CPRO memang tidak seagresif sebelumnya. Maklum, PT Aruna Wijaya Sakti (AWS) yang merupakan mitra tambak CPRO masih terlibat kisruh dan berhenti beroperasi sejak 7 Mei 2011 lalu. Padahal, kalau melihat catatan tahun lalu, kontribusi AWS sekitar 27,08% dari total keseluruhan produksi udang CPRO sebanyak 51.401 ton.

Manajemen CPRO mengaku belum memiliki target kapan AWS berproduksi kembali. Untuk menutupi kekurangan dari AWS, CPRO berusaha meningkatkan produksi Centralpertiwi Bahari (CPB) dan Wachyuni Mandira (WM).

CPRO memproyeksikan CPB menaikkan produksi 20% dibanding tahun lalu yang sebesar 9.512 ton. Sedangkan produksi WM ditargetkan naik 5% dari 27.607 ton.

Mahar mengatakan, produksi di kedua tambak tersebut tak bisa digenjot lebih tinggi lagi karena asas kehati-hatian, mengingat virus yang menyerang tambak belum berhasil diatasi sepenuhnya.

Sekadar gambaran, kerapatan tambak udang CPB saat ini hanya sekitar 60-70 udang per meter persegi, padahal kerapatan yang normal di atas 115 udang per meter persegi.

Tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp 60 miliar untuk membiayai perawatan rutin perseroan.

Editor: Barratut Taqiyyah Sumber: http://investasi.kontan.co.id/news/cpro-makin-fokus-ke-olahan-udang-1/2011/05/23

Berikut adalah daftar perusahaan/pabrik pengalengan ikan & udang

1. PT Central Proteinaprima (halaman website)

1. Hanadi Utama, PD

Jl. Pintu Besar Selatan I No. 22, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11110

Business Line: Canned fish; Beverage

Phone: (021) 6902037, (021) 6904342 Fax: (021) 6904747

2. Maya Food Industries, PT [Pekalongan Branch]

Jl. Jamprang, Krapyak Lor, Pekalongan, Jawa Tengah 51124

Business Line: Canned fish

Phone: (0285) 424557 Fax: (0285) 422551

3. Maya Food Industries, PT

Jl. Malaka No. 27-D, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11230

Business Line: Canned fish

Phone: (021) 6918056, (021) 6918057 Fax: (021) 6918058

4. Indomaya Mas, PT

Jl. Telepon Kota No. 8-D, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11230

Business Line: Fish: canned

Phone: (021) 6904336 Fax: (021) 6918660, (021) 6924767

5. Maya Muncar, PT

Jl. Malaka II No. 17-EFG, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11230

Business Line: Canned fish: mackerel, sardines

Phone: (021) 6902336 Fax: (021) 6927184

6. Bonanza Indonesia, PT

Jl. Keamanan No. 34, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11130

Business Line: Canned fish tuna; Canned mushroom

Phone: (021) 6291987, (021) 63855542, (021) 63855545 Fax: (021) 6494618, (021) 63855655

7. Maya Muncar, PT [Factory]

Jl. Sampangan No. 22, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur 68472

Business Line: Canned fish: mackerel, sardines

Phone: (0333) 593463, (0333) 593464 Fax: (0333) 593305

8. Rex Canning, PT

Jl. Raya Beji Km. 4 No. 42, Beji, Pasuruan, Jawa Timur 67154

Business Line: Canned fish

Phone: (0343) 656470, (0343) 656474 Fax: (0343) 656475, (0343) 656476

9. Medan Tropical Caning & Frozen Ind, PT

Jl. Kom. Laut Yos Sudarso Km. 10.5, Medan, Sumatera Utara 20242

Business Line: Canned fish, fruit and vegetable

Phone: (061) 6850038 Fax: (061) 6851330

10. Trisejati Tatafood, PT

Jl. Muara Baru Ujung Block O No. 3-8, Jakarta Utara, DKI Jakarta 14440

Business Line: Canned tuna fish

Phone: (021) 6612871, (021) 6612872, (021) 6612873 Fax: (021) 6612875

11. Dian Aneka Sejahtera, PT

Menara Era, 5th Floor, Jl. Senen Raya No. 135-137, Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10410

Business Line: Vegetable; Fish: canned

Phone: (021) 3863466 Fax: (021) 3863467

12. Bintuni Minaraya, PT

Djajanti Plaza, 5th Floor, Jl. KH. Fachruddin No. 19, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10250

Business Line: Processed, canned and frozen fish

Phone: (021) 3907001 Fax: (021) 3907008

13. Citra Raja Ampat Canning, PT

Jl. Bubutan No. 39, Surabaya, Jawa Timur 60174

Business Line: Canned fish, tuna

Phone: (031) 5344006, (031) 5344110, (031) 5312617 Fax: (031) 5312668

14. Citra Raja Ampat Canning, PT [Factory]

Jl. Jend. A. Yani, Klademak I, Sorong, Irian Jaya Barat 98414

Business Line: Canned fish, tuna

Phone: (0951) 322576 Fax: (0951) 323762

15. Avila Prima Intra Makmur, PT

Jl. Manyar No. 2 B-C-D, Surabaya, Jawa Timur 60284

Business Line: Canned fish, tuna

Phone: (031) 5029323, (031) 5023324 Fax: (031) 5023328

16. Munchar, PT

Jl. Margo Mulyo No. 4-A, Tandes, Surabaya, Jawa Timur

Business Line: Fish meal; Canned fish

Phone: (031) 7491635, (031) 7491644 Fax: (031) 7491662

Peraturan Menteri Perindustrian

10 REGULASI TERBARU

Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Peraturan Menteri Perindustrian No. 15/M-IND/PER/1/2015
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Selang Kompor LPG Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 14/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/9/2013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Ban Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 13/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/9/2013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin Dan Mesin Cuci Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 12/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 52/M-IND/PER/10/2013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 11/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/5/2014 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Persyaratan Zat Warna AZO, Kadar Formaldehida Dan Kadar Logam Terektraksi Pada Kain Untuk Pakaian Bayi Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 10/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2012 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Melamin-Perlengkapan Makan Dan Minum Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 09/M-IND/PER/1/2015
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21/M-IND/PER/3/2013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kaca Pengaman Untuk Kendaraan Bermotor Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 07/M-IND/PER/1/2015
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik ATI Makassar
Peraturan Menteri Perindustrian No. 06/M-IND/PER/1/2015
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik ATK Yogyakarta
Peraturan Menteri Perindustrian No. 05/M-IND/PER/1/2015
Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik ATI Padang.

Peraturan lainnya dapat dilihat pada Website Regulasi Kementerian Perindustrian (http://regulasi.kemenperin.go.id)

Pulau Jawa Penyumbang Investasi Terbesar Capai Rp263,3 T

Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, realisasi investasi di Pulau Jawa masih mendominasi sepanjang tahun 2014, jika dibandingkan raihan investasi di luar Pulau Jawa.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, dari hasil raihan realisasi investasi 2014 yang mencapai Rp463,1 triliun, dimana kontribusi Pulau Jawa mencapai Rp263,3 triliun atau setara 56,9 persen dari raihan investasi sepanjang 2014. Sedangkan sisanya diraih di luar Pulau Jawa yang mencapai Rp199,8 triliun.

"Jika dibandingkan dengan periode 2013 realisasi Pulau Jawa naik 18,7 persen, dimana realisasi investasi Pulau Jawa pada tahun lalu sebesar Rp168,3 triliun," ucap Franky ditemui dalam acara konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan IV-2014 di gedung BKPM, Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Franky mengungkapkan, realisasi investasi sepanjang 2014 yang mencapai Rp463,1 triliun itu disumbang dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp165,1 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp307 triliun.

Untuk realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek yang masuk dalam lima besar, daerah Jawa Timur meraih Rp38,1 triliun, Jawa Barat sebesar Rp18,7 triliun, DKI Jakarta sebesar Rp17,8 triliun, Jawa Tengah sebesar Rp13,6 triliun dan Kalimantan Timur sebesar Rp12,9 triliun.

Sementara itu, realisasi investasi PMA berdasarkan lokasi proyek yang masuk dalam lima besar, daerah Jawa Barat meraih USD6,6 miliar, DKI Jakarta meraih USD4,5 miliar, Kalimantan Timur meraih USD2,1 miliar, Banten meraih USD2 miliar dan Jawa Timur meraih sebesar USD1,8 miliar.

WID

Kawasan Industri yang Terus di Cari

Laju pertumbuhan industri properti di Indonesia yang sedikit tersendat bukan hanya dialami sektor properti hunian dan ritel saja, melainkan juga bagi properti kawasan industri.

Di sektor ini, tidak semua pengembang memiliki andil. Hanya mereka yang memiliki modal besar atau pengembang besar saja yang bermain di sektor ini. Pengembang seperti Intiland, Sinar Mas Land, atau Lippo grup merupakan beberapa contoh pengembang yang sangat ekspansif untuk properti kawasan industri.

Head of Research Savils, Anton Sitorus, mengungkapkan, pengembang menengah sebenarnya juga dapat ikut menjadi pemain sektor properti kawasan industri, namun memang dibutuhkan modal dan landbank yang besar. Sebab itu, saat ini masih ada keengganan pengembang menengah untuk bermain di sektor properti ini.

Menurut Anton, properti kawasan industri juga masih memberikan prospek yang bagus pada tahun mendatang. Namun, seperti yang dialami semua sektor industri properti, pertumbuhan kawasan industri saat ini masih melambat. Jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, tahun ini menjadi tahun jenuh.

Permintaan untuk unit kawasan industri mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah harga yang sudah ada di ambang maksimal untuk unit kawasan industri. Artinya, harga yang ada saat ini sudah sangat sulit untuk naik lagi, kalau tidak ingin ditinggalkan konsumennya. "Tahun-tahun lalu kenaikan harga dapat mencapai 30 persen tiap tahun, saat ini angka 15 persen sudah maksimal," kata Anton.

Terlebih konsumen dari kawasan industri adalah perusahaan manufaktur yang memiliki hitungan ketat terkait pengeluaran. Kalau harga tanah yang ditawarkan terlalu mahal, perusahaan manufaktur akan lebih mencari tempat baru yang lebih murah. Pasalnya, konsumen dari kawasan industri ini masih didominasi perusahaan yang sudah ada di Indonesia dan ingin melakukan ekspansi. Seperti perusahaan otomotif, atau farmasi yang sudah ada sejak dulu di Indonesia. Untuk perusahaan baru yang akan masuk, masih akan sangat sedikit.