Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia
bakal memiliki sejumlah kawasan industri baru di luar Pulau Jawa dalam
waktu dekat ini. Tahun ini master plan calon kawasan industri tersebut
rampung.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, calon-calon
kawasan industri baru tersebut antara lain Jawa Barat:
Cilamaya/Karawang (3.100 ha) dan Majalengka (877 ha), Jawa Tengah
meliputi Kendal (795,6 ha) dan Boyolali (282 ha),
Jawa Timur:
Gresik (4.285 ha), Lamongan (950 ha), dan Jombang (812,2 ha), DI
Yogyakarta, Kulonprogo (2.646 ha), Sumatra Utara, meliputi Sei Mangkei
(2.002 ha) dan Kuala Tanjung (2.000 ha) dan Kepulauan Bangka Belitung,
Bangka (765,4 ha).
Riau: Tanjung Buton (1.000 ha). Lampung:
Tanggamus (2.000 ha). Sulawesi Selatan: Gowa (842,1 ha). Sulawesi
Tengah:P Palu (1.500 ha), Kalimantan Selatan: Batu Licin (530 ha).
Kalimantan Timur: Kariangau (1.989,5 ha). Maluku Utara: Halmahera Timur
(300 ha). Papua Barat: Tangguh (2.152 ha). Sulawesi Utara: Bitung (610
ha).
Direktur Jenderal Pengembangan dan Perwilayahan Industri
Kemenperin Dedi Mulyadi berharap November ini, master plan calon-calon
kawasan industri tersebut bisa selesai.
Di Tanggamus, pihak
pengembang sedang mengurus analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)
dan pemerintah masih menyusun master plan-nya. “Masih dalam proses
sekitar 2.000 hektare dari 3.000 hektare lahan yang tersedia,” kata
Dedi.
Adapun untuk calon kawasan industri di kawasan Kuala
Tanjung, proses baru sampai penyusunan master plan. “Masih dicari
pengembangnya, apakah dari swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN),”
tambahnya.
Untuk Boyolali, lahan potensial yang bisa dimanfaatkan
untuk kawasan industrinya berkisar 272-300 ha. Kawasan itu difokuskan
untuk industri tekstil (garmen) dan ini daerah kering akibat
keterbatasan air di lokasi itu. Ada beberapa perusahaan tekstil yang
membidik lokasi di kawasan tersebut. Terutama yang terkait rencana
beberapa industri TPT di kawasan Jabodetabek yang ingin merelokasi
pabriknya.
Sementara itu, untuk kawasan di Siak, Riau, ada lahan
seluas 1.500 hektare (ha) yang berpotensi digarap. Rencana pengembangan
kawasan yang dirancang untuk industri penunjang migas itu merupakan
usulan dari Pemda terkait. Saat ini, Pemda Siak sudah menguasi lahan
seluas 100 ha. Pengembangan industri penunjang migas tersebut
mempertimbangkan keberadaan 4 perusahaan migas di lokasi itu, yakni PT
Bumi Siak Pusako (BUMD), Petro Selat, CPE, dan Kundor Petroleum SA.
Dedi mengatakan calon-calon kawasan industri baru ini untuk mendorong pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa. Diharapkan ke depan, peran wilayah di luar Pulau Jawa dalam sumbangannya terhadap nilai tambah sektor industri akan terus meningkat dari 27% pada 2011 menjadi sekitar 40% pada 2025.
Pengembangan sektor industri yang tidak merata juga terlihat dari sebaran kawasan industri. Dari 74 kawasan industri yang beroperasi, 55 kawasan industri berlokasi di Pulau Jawa dengan luas sekitar 75,89% dari total luas kawasan industri di Indonesia. Dari jumlah tersebut konsentrasi terbesar di Provinsi Jawa Barat sebesar 44,07% dari total luas kawasan 28.526 ha.
Dedi mengatakan calon-calon kawasan industri baru ini untuk mendorong pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa. Diharapkan ke depan, peran wilayah di luar Pulau Jawa dalam sumbangannya terhadap nilai tambah sektor industri akan terus meningkat dari 27% pada 2011 menjadi sekitar 40% pada 2025.
Pengembangan sektor industri yang tidak merata juga terlihat dari sebaran kawasan industri. Dari 74 kawasan industri yang beroperasi, 55 kawasan industri berlokasi di Pulau Jawa dengan luas sekitar 75,89% dari total luas kawasan industri di Indonesia. Dari jumlah tersebut konsentrasi terbesar di Provinsi Jawa Barat sebesar 44,07% dari total luas kawasan 28.526 ha.
Nantinya,
untuk pengembangan kawasan industri di Pulau Jawa, diarahkan pada
pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong
pembangunan kawasan industri baru yang diarahkan pada industri-industri
berbasis teknologi tinggi.
Sumber: http://industri.bisnis.com/read/20130829/257/159655/ini-daftar-21-kawasan-industri-baru