“Kecenderungan
peningkatan investasi tampak dari jumlah rencana investasi yang ada di pipeline
September 2014 yang nilainya mencapai Rp2.000 triliun atau meningkat Rp200
triliun dari Juli 2014 sebesar Rp1.800 triliun,” kata Deputi Pengendalian
Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Azhar Lubis di Jakarta,
Selasa (21/10).
Presiden Joko Widodo,
menurut Azhar, memiliki visi untuk mendorong pembangunan. Komitmen investasi
tersebut berasal dari berbagai sektor, salah satu yang terbesar adalah sektor
hilirisasi tambang seperti pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan
(smelter) dan sektor pengolahan perkebunan.
“Investor semakin
percaya akan ekonomi Indonesia selain ada peningkatan komitmen investasi juga
karena carry over dari tahun sebelumnya yang masih menunggu kondisi ekonomi
Indonesia, bahkan komitmen telah terkumpul sejak 2011,” paparnya.
Agar komitmen investasi
dapat di realisasikan dengan cepat, lanjut Azhar, upaya mendorong perbaikan
infrastruktur seperti penyediaan listrik, jalan, dan pelabuhan harus
dipercepat.
“Infrastruktur harus
segera disediakan khususnya di daerah terpencil agar menarik investor dan
membuka pusat pertumbuhan baru,” ujarnya.
Berdasarkan data BKPM,
sepanjang Januari hingga September 2014 realisasi investasi langsung mencapai
Rp342,7 triliun. Investasi terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar
Rp228,3 triliun atau tumbuh 14,6% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
sebesar Rp114,4 triliun atau tumbuh 21,6%.